Oleh Budi Jasman
Kehidupan
pada dasarnya merupakan sebuah anugarah
yang diberikan oleh Allah kepada setiap makhluk-makhluknya. Kadang-kadang kita
kurang memahami hakikat yang sebenarnya
arti kehidupan ini semua. Kita hidup di dunia ini mempunyai tujuan yang
sangat besar, tujuan kita hidup di dunia ini tidak lain adalah untuk mengabdi
kepada Allah swt. Serta menjalankan semua perintahnya dan meninggalkan semua
larangannya, untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat nanti. Tujuan lain
dapat kita lihat dalam Al-Qur’an Allah swt mengatakan “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”.
kalau kita memahami dari ayat dini sungguh jelas, bahwa kita hidup di dunia ini
semata-mata hanyalah untuk mengabdi dan bertaqwa kepada Allah swt. Inilah kunci
utama dari makna kehidupan yang sesungguhnya
Coba
kita merenungkan diri kita sendiri, kita tanyakan pada diri kita masing-masing,
siapakah saya sebenarnya?Apa tujuan saya hidup di dunia ini? Apa yang aku
perbuatkan untuk duniaku dan akhirat nanti. Semua jawabannya ada pada diri kita
masing-masing bagaimana meamfaatkan masa hidup yang sebaik-baiknya. Akan tetapi
yang sangat penting hidup di dunia ini adalah rasa bersyukur kepada Allah swt.
Yang masih memberikan kehidupan kita di alam yang fana ini.
Kita
menyadari bahwa tidak semua kehidupan itu terasa senang dan juga tidak semua
kehidupan itu terasa pahit, walaupun hidup kita tidaklah sesuai dengan harapan
yang kita inginkan. Akan tetapi setidaknya kita merasa bersyukur kepada sang
pencipta karena kita sekarang berada dalam agama yang benar dan jalan yang
diridhai oleh Allah swt. Maka beruntunglah kita hari ini sebagai orang-orang
paling mulia di sisi Allah swt.
Memang
dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering melihat bahwa kebanyakan manusia
zaman sekarang ini sibuk dengan kehidupan duniawi, sibuk dengan jabatan dan
pangkat, sibuk dengan harta, dan sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya, tanpa
menghiraukan perintah Allah. memang pada dasarnya kita disuruh oleh Allah untuk
bekerja dan berusaha untuk mencari nafkah, akan tetapi kita juga jangan lupa
untuk mengerjakan perintah Allah, artinya kita masih terikat dalam kewajiban
kita sehari-hari.
Coba
kita lihat menapa orang menjadi sukses, menapa orang menjadi senang, mengapa
orang menjadi kaya, karena mereka ingin berusaha untuk merubah kehidupannya
yang lebih baik. Kita di wajibkan untuk berikhtiar (berusaha) walaupun usaha
kita itu tidak mendapat hasil apa –apa akan tetapi kita tidak boleh cepat
berputus asa, mungkin usaha kita itu belum berhasil. Karena manusia itu Cuma
bisa merencanakan tetapi Allah jualah yang menentukan kehidupan kita semuanya. Bahkan
Allah swt mengatakan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’ad, ayat 11 yaitu “sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga ia yang mengubah diri
sendirinya”. Kalau kita renungkan dalam ayat ini sungguh jelas bahwa Allah
tidak akan mengubah nasib kita kalau bukan kita sendirinya yang mengubahnya.
Alangkah
ruginya bagi manusia yang hidup Cuma sekali tetapi tidak bisa memamfaatkan masa
hidupnya dengan sebaik-baiknya. Kita tau bahwa hidup didunia ini hanyalah
sebentar sebagai tempat berteduh di bawah pohon yang paling besar yang kemudian
kita akan pergi kehadhirat Allah sebagai tempat yang kekal selama-lamanya. Maka
sebelum kita pergi menghadap Allah apa yang telah kita persiapkan di dunia ini,
berapa banyak amal yang telah kita kerjakan, apakah kita sudah siap menjumpai
Allah, maka kalaulah Seandainya kita belum merasa siap maka dari sekaranglah
kita persiapkan. Kita instrofeksi diri kita masing-masing apa yang masih
kekurangan saya hari ini. Dan untuk kedepannya kita tingkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat nanti.
Maka
dari sekarang kita coba memamfaatkan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya
sebagai mana baginda Rasulullah saw pernah bersabda “Gunakanlah lima sebelum datangnya lima, yaitu: gunakanlah masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
gunakanlah masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, gunakanlah masa hidupmu
sebelum datang masa matimu, gunakanlah masa luangmu sebelum datang masa
sempitmu”, (H.R. Dailami).
Kita
juga menyadari bahwa hidup di dunia ini kita juga membutuhkan orang lain, kita
tidak mungkin hidup sendiri, karena kita saling membutuhkan satu sama lainnya.
Di dalam ilmu sosiologi dikatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya
makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Seperti orang lemah membutuhkan orang
kuat, orang kaya membutuhkan orang miskin, dan juga orang miskin membutuhkan
pertolongan dari orang kaya.
Adakala
Ketika Allah memberikan kepada kita sebuah kesukses, suatu kesenangan, suatu
jabatan, dan sebagainya. Kadang-kadang ketika menjadi lupa kepada Allah. Ketika
kita di sibukkan dengan pekerjaan kadang-kadang kita tidak menghiraukan
perintah Allah. Kesenangan, jabatan, kekayaan dan sebagainya itu merupakan
suatu cobaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia, apakah kita bisa menjaganya
dengan baik. Alangkah ruginya bagi manusia jika di sibukkan dengan pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.
Kalau kita lihat manusia sekarang lebih banyak mengejar kehidupan dunia
ketimbang kehidupan akhirat, padahal kehidupan dunia ini hanyalah sesaat dan
akhiratlah kehidupan yang kekal dan abadi.
Jadi
kunci dari kehidupan ini semua ada pada diri kita masing-masng. Tergantung pada
diri kita sendiri bagai mana kita memamfaatkan waktu hidup yang sebaik-baiknya.
Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang beruntung disis Allah. Amin ya
rabbal ‘alamin.
Budi Jasman:
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Ar-Raniry, Banda Aceh. Email. Budi_ppi@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih